Letkol (pur) Yum Soemarsono (10 Desember 1916, Soko, Purworejo,
Indonesia - 5 Maret 1999 Bandung, Indonesia) adalah seorang ilmuwan,
tentara angkatan udara dan penerbang asal Indonesia yang dikenal sebagai
bapak helikopter Indonesia. Berbeda dengan penemu dan pengembang
helikopter lainnya, dia mengembangkan helikopter sendiri berdasarkan
pengalaman dan intuisi serta keterampilannya yang tidak diperoleh dari
pendidikan tinggi.
Yum Soemarsono lahir di Soko, Purworejo pada tanggal 10 April 1916.
Beliau adalah anak desa yang mulai tertarik dengan pesawat terbang
ketika sering melihat pesawat terbang lalu-lalang di Lapangan Terbang
Tidar, Magelang. Walaupun dikenal sebagai perancang helikopter tapi
beliau tidak banyak mengenyam pendidikan tinggi, beliau menekuni dunia
helikopter secara mandiri. Helikopter rancangannya pada saat itu tidak
memiliki bentuk seperti helikopter yang dilihat sekarang, namun memiliki
dan menerapkan prinsip kerja helikopter.
Pengetahuan tentang teknologi, Soemarsono dapatkan dari lembaran
stensilan karangan seorang ilmuwan Belanda, Ir. Oyen, tahun 1940 tentang
aerodinamika dan sebuah gambar dari majalah Popular Science bekas pada
tahun 1939.
RI-H
Dengan pengetahuan aerodinamika seadanya, Ia dan teman-temannya berhasil
merancang helikopter pertama yang diberi nama RI-H pada tahun 1948.
Namun helikopter ini tidak sempat diterbangkannya karena lokasi
pembuatannya di Gunung Lawu dibom Belanda pada saat Revolusi Kemerdekaan
Indonesia tanggal 19 Desember 1948.
YSH
Pada tahun 1950, Yum Soemarsono, Soeharto dan Hatmidji berhasil
merancang Helikopter kedua yang di beri kode YSH, yang merupakan
singkatan dari ketiganya yakni, Yum Soeharto Hatmidji. Helikopter ini
berhasil melayang setinggi 10 cm di lapangan Terbang Sekip Yogyakarta.
Namun sayangnya YSH mengalami kerusakan akibat jatuh dari truk saat
diangkut ke Lapangan Kalijati, Yogyakarta.
Berkat prestasinya tersebut, pada tahun 1951 Beliau diberi beasiswa dari
Hiller untuk belajar terbang di California, AS. Selain belajar
menerbangkan helikopter, Beliau juga mengambil kursus desain helikopter
di Stanford University. Di sini Beliau juga menunjukkan kepiawaian
perhitungan desain rotor blade-nya, yang cuma berbeda satu inci dari
rotor blade rancangan Wayne Wiesner, kepala biro desain Pabrik Hiller.
Seomarcopter
Helikopter ketiganya ia rancang pada tahun 1954 dengan nama
Seomarcopter. Helikopter ini berhasil terbang di ketinggian 3 meter
sejauh 50 meter dengan mesin berdaya 60 pk. Penerbangan Helikopter ini
disaksikan dan diawaki oleh Leonard Parish seorang Instruktur perusahaan
Hiller Helicopter, Amerika Serikat. Pada tanggal 10 April 1954,
Soermarkopter berhasil terangkat dari permukaan tanah setinggi 1 kaki.
Pada tahun 1955 Beliau kembali ke tanah air dengan mengantongi lisensi
rating penerbang helikopter hiller, bell, sikorsky, dan Mi-4.
Kepik
Pada bulan Maret 1964 Beliau mengalami kecelakaan saat menguji coba
helikopternya yang ke-empat yang diberi nama Kepik. Kecelakaan ini
menyebabkan beliau kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan
asistennya, Dali. Nama kepik sendiri adalah nama pemberian Presiden
Republik Indonesia pertama Soekarno.
Kehilangan tangan kirinya membuatnya menemukan suatu alat yang dinamakan
throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus,
sehingga penerbang cacat masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini
digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi
yang terletak pada sisi kiri penerbang. Semula hanya didesain untuk
helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya untuk dipakai
pada helikopter Bell 47G dan Bell 47J2A, hadiah dari Solichin GP.
Meski alat ini kemudian diminati oleh pabrik helikopter Bell di Amerika
Serikat, tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini
dan sekaligus juga hak patennya. Pada bulan Juni 1990 Beliau diundang ke
Paris untuk mendemonstrasikan throttle collective device, lengan
buatannya itu untuk menerbangkan helikopter BELL 47-G.
Pada tahun 1963 Soemarsono sempat menjadi pilot helikopter pribadi
Presiden Soekarno. Dari tahun 1965 sampai tahun 1972 beliau bekerja
sebagai pilot penyemprot hama tebu dan kelapa. Ketika berhasil
memperbaiki dan menerbangkan kembali helikopter Bell 47-J-2A yang
kemudian diberi nama Si wallet, nama Yum Soemarsono kembali dikenal
publik.
Yum Soemarsono meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1999 di Bandung. Yum
Soemarsono, Nurtanio Pringgoadisuryo, Wiweko Soepono dan R.J Salatun,
adalah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Nurtanio melakukan
upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono
adalah perintis dibidang helikopter.
Sumber : http://blogpenemu.blogspot.com/2014/04/yum-soemarsono-penemu-helikopter-asal-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar