Sabtu, 14 Juni 2014

Penemu Bom Hidrogen - Edward Teller

Edward Teller, Biografi, Bom Hidrogen, PenemuEdward Teller lahir Teller Ede di Budapest, Austria-Hongaria, 15 Januari 1908, Ilmuwan Yahudi tersebut kemudian tinggal di AS sejak 1935. Saat itu, dia melarikan diri dari Nazi di Eropa. Teller sudah bekerja di proyek Manhattan di Los Alamos, New Mexico (1943-1946). Proyek tersebut sukses mengupayakan pengembangan bom atom. Bom-bom itu kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang hingga hari ini belum ada lagi bom nuklir yang digunakan manusia setelah itu.

Teller belajar fisika di Leipzig University, Jerman. Dia bekerja sebagai ahli fisika di Los Alamos Scientific Laboratory selama Perang Dunia II. Teller juga membantu pembentukan laboratorium yang diarahkannnya selama lebih dari dua tahun pada 1950-an. Dia lalu menjadi asisten direktur fisika sampai pensiun pada 1977.

Penemu Barometer - Evangelista Torricelli

Evangelista Torricelli

Evangelista Torricelli (Italia: [evand?elista torrit??lli] , lahir 15 Oktober 1608 – meninggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun), adalah fisikawan dan matematikawan Italia kelahiran Faenza yang belajar di Sapienza College Roma, dikenal karena penemuannya yakni barometer.

Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika di Florence. Pada tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu barometer.

Biografi

Torricelli lahir pada 15 Oktober 1608 di Faenza di Province of Ravenna, bagian dari Negara Kepausan, anak sulung dari Gaspare Torricelli dan Caterina Angetti. Ayahnya adalah seorang pekerja tekstil yang berasal dari keluarga miskin. Melihat bakatnya, orang tuanya mengirim dia untuk dididik di bawah asuhan pamannya, Jacobo. Di Faenza Evangelista Torricelli belajar matematika dan filsafat sampai tahun 1626. saat ayahnya, Gaspare meninggal. kemudian pamannya mengirim Torricelli ke Roma untuk belajar ilmu pada biarawan Benediktin Benedetto Castelli , profesor matematika di Collegio della Sapienza (sekarang dikenal sebagai Sapienza University of Rome).

Jumat, 13 Juni 2014

Penemu Penangkal Petir - Benjamin Franklin


Benjamin Franklin adalah pengarang, politikus, ilmuwan, diplomat dan penemu yang penemuannya membuka pengertian yang lebih dalam pada bidang kelistrikan. Dia menemukan penangkal petir, kacamata, odometer (pengukur jarak tempuh pada kendaraan) dan peralatan musik. Franklin juga dikenal sebagai salah seorang Bapak Pendiri (Founding Father) dari negara Amerika Serikat. Benjamin Franklin dianggap sebagai orang yang berperanan penting dalam berdirinya negara Amerika Serikat, karena Benjamin adalah salah satu perancang dari deklarasi kemerdekaan Amerika dan ikut menandatangani deklarasi tersebut.
Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts, anak ke 15 dari 17 orang bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pembuat sabun dan lilin. Dia belajar membaca dalam usia yang sangat muda dan bersekolah di sekolah biasa selama satu tahun dan belajar di bawah bimbingan guru pribadi selama satu tahun. Franklin hanya bersekolah selama dua tahun itu. Pada umur 12 tahun, Franklin bekerja di percetakan kakaknya. Ketika Ben (nama panggilan Benjamin) berumur 15 tahun, Ben mencetak koran "New England Courant", koran pertama yang yang independen dari kolonisasi Inggris.

Pada usia 17 tahun, Franklin pergi ke Philadelphia, Pennsylvania untuk mencari pengalaman baru di kota baru. Saat itu dia bekerja di sebuah toko yang menjual mesin cetak. Setelah beberapa bulan, gubernur Pennsylvania menganjurkan Benjamin agar membuka usaha percetakan surat kabar di Pennsylvania dan berjanji akan membantu usaha percetakan Benjamin. Gubernur menyarankan Benjamin untuk menuju ke London dan membeli perlengkapan mesin cetak yang dibutuhkan. Tetapi setelah Benjamin tiba di London, Benjamin sadar bahwa janji gubernur untuk membantunya hanya kosong belaka, surat pengantar dari gubernur tidak pernah dikirim ke London. Di London, Franklin dengan cepat bisa menemukan pekerjaan. Tahun 1726 Franklin merasa bosan tinggal di London, dan kebetulan saat itu seorang pedagang gandum menawarkan dia pekerjaan di Philadelphia dengan komisi yang besar. Untuk itu Ben memutuskan untuk pulang ke benua Amerika.